SAJADAH yang dilengkapi kompas barangkali sudah banyak muslim yang memiliki. Kelengkapan kompas pada sajadah itu bisa memudahkan muslim yang ingin mengetahui arah yang tepat saat bersembahyang menghadap kiblat.
Namun produk yang ada masih memakai kompas mekanis atau analog dengan menggunakan batang magnet. Pengguna masih perlu memperkirakan arah Kakbah dengan membandingkan penunjuk arah utara tersebut. Kini ada versi yang lebih canggih lagi, bukan hanya mampu mengetahui arah kiblat dengan benar, namun juga bisa menyala saat arahnya tepat.
Dilansir Jurnas.com, sajadah unik itu diciptakan oleh perancang keturunan Turki yang tinggal di London, Soner Ozenc (31). Sajadah ciptaannya akan menyala saat dihadapkan ke Kota Suci Mekkah.
Saat ini, baru ada dua prototipe yang diciptakan. Salah satunya dibeli oleh Museum Seni Modern di New York. Ozenc tengah berusaha mencari dana sebanyak $ 100 ribu melalui Kickstarter.com, sebuah situs untuk penggalangan dana online. Dana itu rencananya diperuntukkan bagi produksi sajadah ciptaannya secara massal.
Jika dana sebanyak itu bisa dikumpulkan maka penyumbang yang menyerahkan dana sebesar $ 500, akan mendapat sebuah sajadah unik itu pada kesempatan pertama begitu sajadah diproduksi.
"Belum ada komentar negatif tentang produk ini, kecuali bahwa cahayanya sangat kuat dan itu bisa mengganggu," kata Ozenc. "Tapi ada tombol off yang terletak di tepi. Anda hanya perlu mengubahnya ke Off."
Sajadah ciptaannya diberi nama EL Sajjadah. "EL" adalah singkatan dari Electro Luminescent. Sementara sajjadah sendiri adalah bahasa Arab untuk karpet tempat sujud atau bersembahyang. EL Sajjadah menggunakan kompas digital yang bisa menemukan kota Mekkah berdasarkan lokasi sajadah itu berada. Sebelumnya pengguna harus memasukkan data ke sebuah komputer kecil yang melengkapi sajadah tersebut.
Secara keseluruhan sajadah itu sendiri tidak bercahaya kecuali ornamen yang terdapat di atasnya.
"Pola masjid terbentuk piksel demi piksel yang merupakan model dalam skala kecil dari Masjid Biru di Istanbul," kata Ozenc.
Ozenc sebelumnya adalah mahasiswa tingkat master dalam desain industri. Suatu ketika ia membaca tentang karpet terbang. Lalu ia juga belajar tentang electroluminescence, teknologi yang lalu diterapkan pada sajadah ciptaannya. Dengan konsep yang sama sebelumnya ia juga menciptakan jam dinding dan hiasan kupu-kupu yang bercahaya.
Sejauh ini Ozenc dan teman-temannya telah menghabiskan US$30 ribu yang diambil dari kocek mereka sendiri untuk membuat sajadah tersebut. Melalui kickstarter.com sementara ini telah terkumpul sekitar US$7 ribu.
Dari halaman kikcstarter.com diperoleh keterangan bahwa Ozenc dan timnya akan menunggu dana itu terkumpul hingga 14 Agustus mendatang. Jika sampai batas waktu dana yang dibutuhkan itu gagal dikumpulkan maka EL Sajjadah tak akan diproduksi massal.
EL Sajjadah seperti sajadah lainnya, bisa digulung dan membawanya dalam kotak khusus. Selain fungsional, EL Sajjadah juga bisa dijadikan hiasan dinding yang bernilai seni dan bisa menampilkan cahaya unik.
Sajadah bercahaya ini bisa menunjuk arah yang benar saat dipakai shalat lewat kompas digital yang terpasang di dalamnya. Agar ia bekerja dengan benar maka sebelumnya pengguna harus memasukkan posisi kota di mana pengguna berada. EL Sajjadah bekerja menggunakan tenaga baterai yang bisa diisi ulang sehingga cukup praktis digunakan.
Sejauh ini rancangan sajadah berteknologi ini sudah mendapat liputan luas media. Misalnya saja The New York Times, Engadget, Gizmodo, Huffington Post, Core77, The Independent, dan Art Review. Rancangan ini juga telah dipamerkan di Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Austria, Turki, Kuwait, Jepang dan Korea Selatan. Tertarik untuk memilikinya?
Dilansir Jurnas.com, sajadah unik itu diciptakan oleh perancang keturunan Turki yang tinggal di London, Soner Ozenc (31). Sajadah ciptaannya akan menyala saat dihadapkan ke Kota Suci Mekkah.
Saat ini, baru ada dua prototipe yang diciptakan. Salah satunya dibeli oleh Museum Seni Modern di New York. Ozenc tengah berusaha mencari dana sebanyak $ 100 ribu melalui Kickstarter.com, sebuah situs untuk penggalangan dana online. Dana itu rencananya diperuntukkan bagi produksi sajadah ciptaannya secara massal.
Jika dana sebanyak itu bisa dikumpulkan maka penyumbang yang menyerahkan dana sebesar $ 500, akan mendapat sebuah sajadah unik itu pada kesempatan pertama begitu sajadah diproduksi.
"Belum ada komentar negatif tentang produk ini, kecuali bahwa cahayanya sangat kuat dan itu bisa mengganggu," kata Ozenc. "Tapi ada tombol off yang terletak di tepi. Anda hanya perlu mengubahnya ke Off."
Sajadah ciptaannya diberi nama EL Sajjadah. "EL" adalah singkatan dari Electro Luminescent. Sementara sajjadah sendiri adalah bahasa Arab untuk karpet tempat sujud atau bersembahyang. EL Sajjadah menggunakan kompas digital yang bisa menemukan kota Mekkah berdasarkan lokasi sajadah itu berada. Sebelumnya pengguna harus memasukkan data ke sebuah komputer kecil yang melengkapi sajadah tersebut.
Secara keseluruhan sajadah itu sendiri tidak bercahaya kecuali ornamen yang terdapat di atasnya.
"Pola masjid terbentuk piksel demi piksel yang merupakan model dalam skala kecil dari Masjid Biru di Istanbul," kata Ozenc.
Ozenc sebelumnya adalah mahasiswa tingkat master dalam desain industri. Suatu ketika ia membaca tentang karpet terbang. Lalu ia juga belajar tentang electroluminescence, teknologi yang lalu diterapkan pada sajadah ciptaannya. Dengan konsep yang sama sebelumnya ia juga menciptakan jam dinding dan hiasan kupu-kupu yang bercahaya.
Sejauh ini Ozenc dan teman-temannya telah menghabiskan US$30 ribu yang diambil dari kocek mereka sendiri untuk membuat sajadah tersebut. Melalui kickstarter.com sementara ini telah terkumpul sekitar US$7 ribu.
Dari halaman kikcstarter.com diperoleh keterangan bahwa Ozenc dan timnya akan menunggu dana itu terkumpul hingga 14 Agustus mendatang. Jika sampai batas waktu dana yang dibutuhkan itu gagal dikumpulkan maka EL Sajjadah tak akan diproduksi massal.
EL Sajjadah seperti sajadah lainnya, bisa digulung dan membawanya dalam kotak khusus. Selain fungsional, EL Sajjadah juga bisa dijadikan hiasan dinding yang bernilai seni dan bisa menampilkan cahaya unik.
Sajadah bercahaya ini bisa menunjuk arah yang benar saat dipakai shalat lewat kompas digital yang terpasang di dalamnya. Agar ia bekerja dengan benar maka sebelumnya pengguna harus memasukkan posisi kota di mana pengguna berada. EL Sajjadah bekerja menggunakan tenaga baterai yang bisa diisi ulang sehingga cukup praktis digunakan.
Sejauh ini rancangan sajadah berteknologi ini sudah mendapat liputan luas media. Misalnya saja The New York Times, Engadget, Gizmodo, Huffington Post, Core77, The Independent, dan Art Review. Rancangan ini juga telah dipamerkan di Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Austria, Turki, Kuwait, Jepang dan Korea Selatan. Tertarik untuk memilikinya?
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !